Kalo gak gagal, gimana?

maw
3 min readMar 30, 2022

--

“Kalo aku gagal, gimana?”

“Kalo gak gagal, gimana?”

“……………”

“Sedih banget, iya. Hancur rasanya. Banget. Cuman kayaknya hidup kamu gak akan dideterminasikan sama apa yang kamu rasakan sekarang.”

“Tapi rasa khawatir aku juga berhak divalidasi, kan? Rasa takut aku?”

“Berhak, dong. Kata siapa nggak berhak? Tapi jangan lupa: validasi usaha sama kerja keras kamu dulu.”

“Kalau ternyata aku gak bisa jadi sekeren yang orang-orang bilang tentang aku, gimana?”

“Kamu pengen bahagia gak?”

“Iya.. pengen. Semua orang juga pengen.”

“Cara pertama bahagia ya jadikan diri kamu sebagai poros hidup kamu. Namanya bukan egosentris; tapi realistis. Kamu yang paling tahu kamu. Apalagi dengan kamu yang udah tumbuh jadi pribadi yang prinsipnya kuat…. aku yakin kamu tahu apa yang terbaik buat diri kamu. Orang lain gak usah dipikirin. Selama kamu berbuat baik dan gak nyakitin mereka, kamu bisa ngelakuin apapun dan jadi apapun yang kamu mau.”

“Tapi nyatanya gak segampang itu gak sih? Aku hidup juga butuh orang lain.”

“Tapi kalau gelas kamu belum penuh, apa yang mau kamu tuangin untuk mereka?”

“…………..”

“Penuhin kamunya dulu. Mungkin untuk beberapa kasus, kamu bisa penuhin diri kamu selagi ngisi orang lain — tapi tetep aja, kamu gak boleh kosong. Dan gak semua orang lain punya gelas yang berhak diisi sama kamu. Belum tentu cocok, belum tentu pas.”

“Aku cuma takut ini gak akan berjalan kayak apa yang udah aku pikirkan.”

“Namanya hidup, gak akan bisa diprediksi. Ini kesempatan kamu untuk memilih: mau hidup sesuai diri kamu atau sesuai orang lain. Dua-duanya boleh-boleh aja, cuman ada porsinya. Kamu gak bisa bahagiain semua orang; belum tentu juga kamu bisa bahagia gara-gara semua orang, kan?”

“Kalo gagal… apa yang akan terjadi?”

“Ya gak gimana gimana. Toh gagal manusiawi. Matahari gak akan berhenti terbit cuma gara-gara kamu gagal satu kali — besoknya dan besoknya lagi, kamu masih bisa coba lagi. Dan kalau pintu satu ketutup, bisa jadi kamu terlalu fokus kesitu…. coba sudut pandangnya diperluas, pasti masih ada ratusan pintu lain yang kebuka. Dan bisa jadi, jawaban kamu ada di balik pintu-pintu itu.”

“Lalu aku harus lari terus yang jauh biar ketemu pintunya, gitu?”

“Jawaban itu kadang gak harus dicari. Kadang jawaban itu yang bakal nyamperin kamu sendiri. Asal kamu mau membuka hati. Asal kamu rela memperluas diri.”

“Kalau jawaban itu beda sama yang aku mimpikan, gak papa kah?”

“Kamu bisa milih lagi: mau mencoba dobrak ekspektasi diri, atau tunggu sebentar lagi. Yang jelas, kadang keluar dari jalur sedikit gak apa-apa kok. Nyasar sedikit gak apa-apa. Siapa tau, harta karunnya ada disitu.”

“Milih terus, ya…..”

“Namanya juga hidup. Mungkin kamu ngerasa dari awal kamu gak pernah memilih untuk ada di dunia ini; tapi puluhan juta sel di dalam diri kamu gak mau pergi. Mereka berkerja tiap hari demi kamu. Cara bales perjuangan mereka ya dengan berhenti nyakitin diri kamu sendiri.”

“Jadi.. hadapin aja, ya?”

“Iya dong. Hadapin. Sesekali berhenti buat nafas dulu gak papa… tapi jangan lupa maju lagi. Di depan sana, jaaauh di depan sana, sedikiiit lagi, ada keajaiban yang nunggu kamu; dan kamu berhak untuk dapetin itu. Dan yang tau rutenya ya cuma diri kamu sendiri.”

Unlisted

--

--

maw
maw

Written by maw

mostly on life-slash-love, but let me tell you something: i know nothing about it

No responses yet